Emping melinjo merupakan cemilan khas Indonesia yang memiliki rasa gurih yang memikat. Cemilan ini sebagai pengganti kerupuk ataupun keripik saat makan oleh masyarakat Indonesia. Lezatnya emping melinjo tidak hanya mencerminkan keahlian dalam memadukan rasa dan tekstur khas biji melinjo, tetapi juga mengandung kisah panjang tentang warisan budaya Indonesia. Terlebih, Emping KN masih menjalankan proses produksi secara tradisional untuk menjaga rasa yang otentik dari produknya.
Pohon melinjo sendiri merupakan pohon asli Indonesia. Proses produksi emping melinjo menggunakan bagian yang dari pohon melinjo yangdisebut biji melinjo. Akan tetapi, biji tersebut tidak semerta-merta terpisah dari kulitnya. Untuk memisahkan biji dan kulit melinjo ini membutuhkan proses pemanggangan dengan suhu yang panas sehingga biji tersebut terlepas dari kulitnya.
Proses produksi sebutir biji melinjo menjadi lembaran emping melinjo bukanlah hal yang singkat. Di rumah produksi Emping KN sendiri, terdapat sembilan tahapan produksi yang terdiri dari pengupasan kulit luar, penyangraian, pengayakan, pemisahan kulit ari dan biji, pemipihan biji melinjo, penjemuran pertama, pemberian rasa, penjemuran kedua, hingga pengemasan produk. Emping KN sendiri membeli buah melinjo yang sudah terpisah dari kulit luarnya. Pembelian biji melinjo dari pengepul pun tidak sembarangan, membutuhkan riset pada setiap pembelian untuk memastikan biji melinjo memiliki kualitas terbaik.
Proses Produksi Emping KN
Setelah pembelian biji melinjo, Ibu Juwarti selaku pemilik bisnis Emping KN akan melakukan proses produksi bersama karyawannya. Proses produksi yang berlokasi di depan rumah Ibu Juwarti itu meliputi proses penyangraian, pengayakan, dan pemisahan kulit ari dan biji. Proses penyangraian sendiri perlu menggunakan kayu bakar sebagai pengganti kompor. Ibu Juwarti tidak menggunakan minyak atau air, tetapi menggunakan pasir. Setelah kulit ari dan biji terpisah, proses produksi selanjutnya yaitu pemipihan biji melinjo menjadi bentuk emping oleh karyawan. Pemipihan pun masih dilakukan dengan cara tradisional, yakni menggunakan pemukul besi dengan beralaskan batu. Dalam proses pemipihan biji melinjo, tim produksi menggunakan 100% biji melinjo tanpa adanya bahan tambahan lain.
Proses selanjutnya yaitu melakukan penjemuran pertama yang memakan waktu sekitar dua hari. Pada proses penjemuran, tim produksi menggunakan alas kayu yang beralas karpet. Setelah emping benar-benar kering, selanjutnya proses pemberian rasa pada emping melalui pengolesan bumbu yang kaya akan rempah. Terdapat tiga jenis rasa yang ada di Emping KN, yakni bawang, manis, dan pedas manis. Untuk emping persegi dan segitiga, tim produksi harus melakukan pemotongan terlebih dahulu agar dapat menghasilkan bentuk emping yang sesuai dengan kriteria. Setelah proses memberi rasa pada emping, tim produksi akan menjemur kembali emping agar bumbu dapat meresap ke dalam emping. Berbeda dengan proses penjemuran pertama, proses penjemuran kedua hanya membutuhkan waktu sekitar sehari. Langkah terakhir dari proses produksi Emping KN yaitu proses pengemasan. Emping KN menawarkan kemasan emping dengan berat 250gr dan 500gr untuk setiap varian produknya. Emping yang dijual pun dapat langsung digoreng dan dinikmati oleh konsumen.
Kunjungi link berikut untuk produk olahan Emping KN Disini